Rutinitas Saweran Malam Jumat Kliwon di Masjid Jagabayan


Cirebon, – Masjid Jagabayan yang terletak di Jalan Karanggetas Kota Cirebon selalu lebih ramai pada Malam Jumat dengan banyaknya orang berkunjung untuk beribadah dan bersilaturahmi.

Nama Jagabayan atau pelindung mara bahaya diambil dari sosok Pangeran Jagabayan putra dari Patih Prabu Siliwangi. Sebelum diberi nama Jagabayan selepas masuk Islam, nama asli beliau yakni Pangeran Nalarasa.

Malam Jumat Kliwon merupakan malam sakral dalam arti yang didalamnya banyak dipanjatkan doa dengan, mencari berkah, berbagai keinginan seperti memiliki keturunan, mendirikan rumah, mendapat pekerjaan yang diinginkan dan lainnya.

Rutinitas saweran Malam Jumat Kliwon dilaksanakan pada selepas Salat Ashar di  hari Kamis. Saweran ini mengandung arti memberi sedekah kepada pengemis yang sudah berjejer di area pintu masjid hingga di luar jalan.

Masjid yang berdiri 600 tahun lebih ini, banyak dikunjungi warga baik pengunjung luar kota, pengunjung luar pulau bahkan lintas negara. Alkisah masjid ini pernah didatangi “bule” asal negara Ratu Elizabeth. Pada masanya bule itu usahanya sedang diambang kebangkrutan, sewaktu malam ia bermimpi didatangi sosok pria yang menyuruhnya untuk pergi ke ‘Jagabayan-Cirebon’. Tak lama ia pergi menuju indonesia dan membawa penerjemah untuk membantunya.

“Tidak ada yang bisa berkehendak di luar Allah, semua tetap pada kuasaNya. ” ujar Muhammad Fauzan, Juru Kuncen Masjid Jagabayan.

Pengunjung biasanya membawa minyak 1/4 kg dan kembang 7 rupa yang didalamnya berisi uang logam. Hal ini merupakan adat yang lama diterapkan oleh pengunjungnya. Selain itu banyak yang membawa dirigen untuk mengambil air sumur Jagabayan untuk acara tertentu semisal 7 bulanan.

Bangunan yang masih kuno dan terawat, tidak menghilangkan keaslian situs peninggalan sejarah ini.

“Hanya saja ada peluasan tempat untuk kaum muslimah yang merupakan rumah dari kakek buyut M. Fauzan yang diwakafkan untuk masjid Jagabayan.” tutupnya. (AC440)

Sumber : aboutcirebon.id