Sejarah Desa Cikulak Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon


Leuweunggajah adalah sebuah pedukuhan tertua yang berada di wilayah Cirebon bagian timur.Pada saat itu perkembangan agama Islam sangat pesat, pondok pesantren dan paguron persilatan ramai didatangi orang dari berbagai penjuru negeri. Asal Usul Sejarah Berdirinya Desa Cikulak Kab Cirebon. Mereka begitu tertarik akan ajaran Islam yang disebarkan oleh pemuka-pemuka agama Leuweunggajah.Tidak itu saja tempet-tempat untuk mempelajari ilmu kanuraganpun begitu marak dikunjungi, hingga Ki Jaya meski telah memiliki ilmu tinggipun, masih ingin memperdalam ilmu kedigjayaandi peguron itu. Serbagai bukti bahwa Ki Jaya adalah bukan orang sembarangan adalah adanya cacat di bagian muka akibat terkena goresan pedang saat berkelahi dengan lawan-lawannya.Suatu hari Ki Jaya bertemu dengan seorang gadis cantik putrid seorang sesepuh di pedukuhan Leuweunggajah. Dengan perasaan tidak menentutiba-tiba hatinya begitu tertambat dengan paras eloknya yang menawan hati dan berkeinginan mempersunting gadis itu. Untuk mencapai tujuan dan maksudnya, ia berusaha sekuat tenaga denganjalan mengabdikan diri kepada kepada keluarga gadis itu, dengan harapan pujaannya itu akan mencintainya. Meskipun KiJaya telah cukup lama mengabdi kepadda keluarga itu, namun gadis itu tidak memberikan harapan sedikitpun. Betawa kecewanya Ki Jaya karena cintanya vertepuk sebelah tangan. Barangkalai muka cacat inilah pembawa sial itu hingga gadis pujaan selalu membuang muka.Dengan perasaan kesal dan penuh rasa dendam Ki Jaya meninggalkanLeuweunggajah. Ki Jaya pergi mengasingkan diri ke suatu tempat untuk menenangkan diri.Namun di tempat pengasingan itu justru rasa sakit hati dan dendamnya semakin membara. Timbulah niat jahatnya, bahkan bukan hanya kepada keluarga gadis itu saja akan membalas kekecewaannya, namun ia pun menaruh dendam kepada seluruh isi pedukuhan.Niat jahat Ki Jaya dilaksanakan dengan memasukan suatu benda ke dalam sumur di Blok Logandi, dimana hampir seluruh penduduk mengambil air untuk keperluan masak dan minum dari sumur tersebut. Akibat ulah jahat Ki Jaya timbulah musibah menimpa penduduk Leuweunggajah. Setiap orang yang mempergunakan air dari sumur itu langsung terkena berbagai penyakit seperti gatal-gatal, muntah darah, sakit perut, dll. Bahkan anak-anak balita terserang penyakit lumpuh, dan gadis-gadis menjadi jauh dari jodohnya. Peristiwa itu cukup menggegerkan dan beritanya tersebar kemana-mana, bahwa sumur Leuweunggajah beracun Akhirnya sumur itu ditutup, dilarang diambil airnya.Karena sumur Leuweunggajah airnya beracun dan tidak dapat dipergunakan atau dimanfaatkan, maka untuk memenuhi kenutuhan air, penduduk terpaksa (ngulak cai) sama dengan artinya mengambil airke daerah Lebak Gede/Cibogo. Sebaliknya orang-orang di Lebak Gede Cibogo menyebutnya “Cai dikulak”. Dari sebutan itulah maka daerah Lebak Gede Cibogo dikenal dengan sebutan Cikulak, yang kemudian berkembang menjadi Desa Cikulak. Karena air dari Lebak Gede Cibogo ini tidak mencukupi, Pangeran Danalampah sebagai sesepuh daerah itu membuat sumur lagi di pedukuhan Damarguna. Sumur buatan Pangeran Danalampah terkenal dengan sebutan “Sumur Pangeran”. Adalah seorang Habib dari mesir bernama Habib Toha datang di pedukuhan Leuweunggajah mendengar bahwa sumur disitu mengandung racun, didatanginya sumur itu dan diberinya karomah. Atas izin Allah, maka sumur itu dapat dimanfaatkan kembali oleh penduduk Leuweunggajah, bahkan airnya berguna untuk menyembuhkan berbagai penyakit.Pada pemerintahan sekarang Desa Cikulak berada di wilayah Kecamatan Waled, dan perkembangan selanjutnya terjadi pemekaran menjadi Desa Cikulak dan Desa Cikulak Kidul. Sebagai daerah yang masyarakatnya menggunakan bahasa sunda wilayah ini juga hidup kesenian-kesenian sunda seperti wayang golek, degung, juga sastrawan sunda Rasdi Sentot yang lebih dikenal mang Cengek.


Sumber : https://www.facebook.com/groups/183039928416039/permalink/1346176402102380/